Faktor eksternal yang mempengaruhi pendidikan akhlak remaja merupakan isu krusial yang perlu dikaji secara mendalam. Pendidikan akhlak remaja tak hanya bergantung pada upaya internal, namun juga dipengaruhi oleh berbagai faktor di luar diri mereka. Mulai dari kondisi sosial ekonomi, lingkungan sekitar, hingga perkembangan teknologi, semuanya turut membentuk karakter dan perilaku remaja.

Artikel ini akan mengupas tuntas faktor-faktor eksternal tersebut, termasuk peran keluarga, pendidikan, pergaulan, media sosial, dan budaya dalam membentuk akhlak remaja. Analisis mendalam terhadap dampak positif dan negatif dari masing-masing faktor akan dipaparkan, disertai contoh kasus dan ilustrasi untuk memperjelas pemahaman. Semoga tulisan ini dapat memberikan wawasan berharga bagi orang tua, pendidik, dan masyarakat luas dalam upaya membimbing remaja menuju akhlak mulia.

Faktor Sosial Ekonomi

Faktor mempengaruhi tingkah laku remaja perkembangan sosial maupun bagis pelajar pubertas umur

Kondisi sosial ekonomi keluarga merupakan faktor krusial yang memengaruhi perkembangan akhlak remaja. Faktor-faktor seperti kemiskinan, kesenjangan sosial, dan ketidakpastian ekonomi dapat memicu berbagai perilaku yang berdampak negatif pada pembentukan akhlak remaja. Keterbatasan akses terhadap pendidikan, kesehatan, dan lingkungan yang mendukung, serta tekanan ekonomi, seringkali memaksa remaja untuk mencari jalan pintas dalam memenuhi kebutuhan mereka.

Pengaruh Tingkat Kemiskinan

Tingkat kemiskinan yang tinggi di suatu wilayah dapat berkontribusi pada munculnya perilaku menyimpang pada remaja. Kondisi ekonomi yang sulit seringkali memaksa remaja untuk mencari pekerjaan atau terlibat dalam kegiatan ekonomi informal yang tidak selalu aman dan bermoral. Tekanan untuk memenuhi kebutuhan ekonomi dapat membuat remaja mengabaikan nilai-nilai moral dan agama. Selain itu, akses terhadap pendidikan yang terbatas juga dapat memperburuk situasi ini, menciptakan siklus kemiskinan dan perilaku negatif yang sulit diputus.

Kesenjangan Sosial dan Perilaku Remaja

Kesenjangan sosial yang lebar dapat memicu munculnya perilaku negatif pada remaja, terutama bagi mereka yang merasa terpinggirkan atau terabaikan. Perbedaan akses terhadap sumber daya, seperti pendidikan dan peluang kerja, dapat menimbulkan perasaan tidak adil dan frustrasi. Perasaan ini dapat mendorong remaja untuk mengambil jalan pintas, seperti terlibat dalam geng atau kejahatan, untuk mendapatkan apa yang mereka butuhkan atau untuk merasa diterima.

Contoh Kasus

Di beberapa daerah, remaja yang berasal dari keluarga miskin terpaksa bekerja di pabrik atau menjadi pengemis untuk membantu perekonomian keluarga. Hal ini dapat mengakibatkan mereka terpapar lingkungan yang kurang mendukung dan terjerumus dalam perilaku yang melanggar norma sosial. Contoh lain adalah anak-anak yang terpaksa putus sekolah karena harus bekerja untuk membantu keluarga, sehingga mereka kehilangan kesempatan untuk mengembangkan kemampuan dan potensi diri mereka.

Dampak Faktor Ekonomi di Berbagai Lingkungan Sosial

Lingkungan Sosial Dampak Faktor Ekonomi
Perkotaan Remaja lebih rentan terpapar tekanan ekonomi, persaingan, dan lingkungan yang kompleks. Keterbatasan akses terhadap pekerjaan yang layak dapat mendorong mereka terlibat dalam tindak kriminal.
Pedesaan Tekanan ekonomi untuk memenuhi kebutuhan keluarga dapat membuat remaja terpaksa melakukan pekerjaan yang berdampak pada kesehatan dan pendidikan mereka. Akses terhadap informasi dan peluang kerja yang terbatas juga memperburuk situasi.
Keluarga Miskin Perkotaan Remaja di lingkungan ini sering kali mengalami kesulitan dalam mengakses pendidikan dan pelatihan keterampilan. Tingginya tingkat pengangguran dan kemiskinan dapat meningkatkan risiko mereka terlibat dalam aktivitas kriminal atau perilaku menyimpang.

Ilustrasi Kemiskinan dan Perilaku Buruk

Bayangkan sebuah anak remaja yang tinggal di lingkungan kumuh dengan akses pendidikan yang terbatas. Kondisi ekonomi yang sulit memaksanya untuk bekerja dan mencari nafkah. Kurangnya pemahaman nilai-nilai moral dan agama, ditambah tekanan ekonomi yang terus-menerus, membuat ia mudah terpengaruh oleh lingkungan dan melakukan tindakan yang melanggar norma. Ilustrasi ini menggambarkan bagaimana kemiskinan dapat memicu munculnya perilaku buruk pada remaja, menciptakan lingkaran setan yang sulit diputus.

Pengaruh Lingkungan Sekitar terhadap Akhlak Remaja

Lingkungan sekitar, termasuk pergaulan dan media sosial, memiliki peran krusial dalam membentuk akhlak remaja. Interaksi dengan lingkungan yang kurang positif dapat memengaruhi perkembangan nilai dan perilaku mereka. Penting untuk memahami faktor-faktor lingkungan ini agar dapat memberikan bimbingan dan dukungan yang tepat.

Faktor-faktor Lingkungan yang Membentuk Akhlak Remaja

Berbagai faktor lingkungan berperan dalam membentuk akhlak remaja. Faktor-faktor ini meliputi interaksi sosial dengan teman sebaya, pengaruh media sosial, dan kondisi lingkungan tempat mereka tumbuh.

  • Pergaulan dan Teman Sebaya: Pergaulan dengan teman sebaya sangat berpengaruh terhadap perkembangan akhlak remaja. Remaja cenderung meniru perilaku teman-temannya, terutama jika teman-teman tersebut memiliki pengaruh yang kuat. Jika teman-teman di sekitarnya memiliki perilaku yang kurang baik, seperti merokok atau menggunakan narkoba, remaja berisiko untuk meniru perilaku tersebut. Sebaliknya, pergaulan dengan teman-teman yang memiliki akhlak baik akan membentuk akhlak remaja menjadi lebih baik.

  • Media Sosial: Media sosial saat ini menjadi bagian integral dari kehidupan remaja. Mereka menghabiskan banyak waktu di platform-platform ini, terpapar berbagai informasi dan konten. Konten yang negatif, seperti kekerasan, pornografi, atau ujaran kebencian, dapat memengaruhi persepsi dan perilaku remaja. Sebaliknya, media sosial juga dapat menjadi sarana untuk belajar dan berinteraksi dengan orang-orang yang memiliki nilai dan perilaku positif.

  • Kondisi Lingkungan Sekitar: Kondisi lingkungan sekitar, seperti tingkat keamanan, akses terhadap pendidikan, dan ketersediaan fasilitas publik, turut memengaruhi perkembangan akhlak remaja. Lingkungan yang tidak aman atau tidak mendukung dapat memicu perilaku negatif pada remaja. Sementara lingkungan yang aman dan mendukung akan mendorong perilaku positif.

Pengaruh Pergaulan dan Teman Sebaya, Faktor eksternal yang mempengaruhi pendidikan akhlak remaja

Pergaulan yang positif dengan teman sebaya sangat penting untuk membentuk akhlak remaja. Remaja yang bergaul dengan teman-teman yang memiliki nilai dan moral yang baik cenderung akan meniru perilaku positif tersebut. Sebaliknya, pergaulan dengan teman-teman yang kurang baik dapat memengaruhi perkembangan akhlak remaja menjadi kurang baik. Contohnya, jika remaja sering bergaul dengan teman-teman yang suka membolos sekolah, mereka juga cenderung akan membolos sekolah.

Peran Media Sosial dalam Membentuk Nilai dan Perilaku Remaja

Media sosial memiliki peran yang signifikan dalam membentuk nilai dan perilaku remaja. Konten yang mereka konsumsi di media sosial, baik positif maupun negatif, dapat memengaruhi cara berpikir dan berperilaku mereka. Penggunaan media sosial yang berlebihan juga dapat mengalihkan perhatian remaja dari kegiatan yang lebih produktif dan penting.

Contoh Kasus Dampak Lingkungan Sekitar

Salah satu contoh kasus adalah fenomena penyebaran informasi negatif di media sosial yang dapat memengaruhi sikap remaja. Berita hoax atau ujaran kebencian dapat memengaruhi persepsi dan perilaku remaja, dan dapat memicu konflik sosial. Selain itu, lingkungan sekitar yang kurang mendukung juga dapat memicu perilaku negatif pada remaja, seperti geng motor.

Rangkumkan Poin-poin Penting

Faktor Penjelasan
Pergaulan Pergaulan dengan teman sebaya sangat berpengaruh terhadap perkembangan akhlak remaja.
Media Sosial Media sosial dapat menjadi sarana untuk belajar dan berinteraksi dengan orang-orang yang memiliki nilai dan perilaku positif, tetapi juga dapat terpapar konten negatif.
Lingkungan Sekitar Kondisi lingkungan sekitar, seperti tingkat keamanan, akses terhadap pendidikan, dan ketersediaan fasilitas publik, turut memengaruhi perkembangan akhlak remaja.

Pendidikan dan Keluarga: Faktor Eksternal Yang Mempengaruhi Pendidikan Akhlak Remaja

Keluarga merupakan lingkungan pertama dan utama bagi pembentukan akhlak remaja. Peran keluarga dalam menanamkan nilai-nilai moral dan etika sangat krusial dalam perkembangan kepribadian remaja. Pola asuh dan komunikasi yang efektif di dalam keluarga turut memengaruhi pembentukan akhlak remaja. Pendidikan agama yang kuat di lingkungan keluarga juga berperan penting dalam membentuk karakter dan perilaku remaja yang sesuai dengan ajaran agama.

Peran Keluarga dalam Membentuk Akhlak Remaja

Keluarga sebagai unit terkecil dalam masyarakat memiliki tanggung jawab besar dalam membentuk karakter dan akhlak remaja. Keluarga menjadi tempat pertama bagi remaja untuk belajar tentang nilai-nilai moral, etika, dan norma sosial. Orang tua, sebagai figur utama dalam keluarga, memiliki peran kunci dalam menanamkan nilai-nilai tersebut melalui contoh perilaku, bimbingan, dan pendidikan yang konsisten.

Pola Asuh dan Komunikasi dalam Keluarga

Pola asuh yang diterapkan dalam keluarga sangat memengaruhi perkembangan akhlak remaja. Pola asuh yang demokratis, dengan komunikasi yang terbuka dan saling menghormati, cenderung menghasilkan remaja yang lebih mandiri, bertanggung jawab, dan memiliki akhlak mulia. Sebaliknya, pola asuh yang otoriter atau permisif dapat berdampak negatif pada pembentukan akhlak remaja. Komunikasi yang efektif antara orang tua dan remaja juga sangat penting untuk memahami kebutuhan dan permasalahan remaja serta memberikan solusi yang tepat.

  • Pola Asuh Demokratis: Menekankan pada komunikasi dua arah, saling menghormati, dan memberikan kebebasan yang bertanggung jawab. Remaja dilibatkan dalam pengambilan keputusan dan dihargai pendapatnya.
  • Pola Asuh Otoriter: Bersifat kaku dan kurang fleksibel, dengan penekanan pada kepatuhan mutlak. Remaja cenderung kurang mandiri dan kurang berani mengekspresikan pendapat.
  • Pola Asuh Permisif: Terlalu memanjakan remaja, kurang memberikan batasan dan pengawasan. Remaja dapat kesulitan membedakan antara benar dan salah, dan kurang bertanggung jawab.

Pentingnya Pendidikan Agama dalam Membentuk Akhlak Remaja

Pendidikan agama di lingkungan keluarga memberikan landasan spiritual dan moral yang kuat bagi remaja. Ajaran agama mengajarkan nilai-nilai kebaikan, kejujuran, dan keadilan yang menjadi dasar bagi pembentukan akhlak yang baik. Pendidikan agama juga memotivasi remaja untuk berbuat baik, menghindari perbuatan buruk, dan selalu menjunjung tinggi norma-norma agama.

Diagram Hubungan Pendidikan, Keluarga, dan Akhlak Remaja

Hubungan antara pendidikan, keluarga, dan akhlak remaja bersifat saling terkait. Pendidikan di sekolah dan di lingkungan keluarga saling melengkapi dalam membentuk akhlak remaja. Keluarga memberikan pondasi awal, sementara pendidikan memperluas wawasan dan pengalaman remaja. Akhlak remaja yang baik merupakan hasil dari kombinasi pengaruh positif kedua lingkungan tersebut.

(Diagram alir di sini akan berupa deskripsi visual yang menggambarkan hubungan saling terkait antara pendidikan, keluarga, dan akhlak remaja. Diagram tersebut bisa berupa penjelasan dengan kata-kata atau gambaran visual yang menunjukkan bagaimana ketiga unsur tersebut saling memengaruhi).

Contoh Praktik Baik dalam Keluarga

Berikut beberapa contoh praktik baik dalam keluarga yang dapat membentuk akhlak remaja:

  • Menciptakan lingkungan yang harmonis dan penuh kasih sayang. Hal ini penting untuk menumbuhkan rasa aman dan nyaman bagi remaja, sehingga mereka berani untuk berbagi dan mengekspresikan diri.
  • Menerapkan pola asuh yang konsisten dan adil. Aturan yang jelas dan konsisten akan membantu remaja memahami batasan-batasan dan tanggung jawab mereka.
  • Memberikan contoh teladan yang baik. Orang tua sebagai figur utama dalam keluarga, perlu memberikan contoh perilaku yang baik dan akhlak mulia.
  • Mendorong remaja untuk terlibat dalam kegiatan positif. Mengajak remaja untuk terlibat dalam kegiatan positif, seperti kegiatan keagamaan, kegiatan sosial, atau kegiatan ekstrakurikuler dapat membantu perkembangan akhlak remaja.

Perkembangan Teknologi dan Informasi

Perkembangan teknologi dan informasi yang pesat telah memberikan dampak signifikan terhadap kehidupan remaja, termasuk dalam pembentukan akhlak mereka. Akses yang mudah terhadap berbagai informasi dan platform digital memengaruhi cara remaja berpikir, berperilaku, dan berinteraksi dengan lingkungan sekitar. Pengaruh ini perlu dikaji secara mendalam untuk memahami dampak positif dan negatifnya terhadap perkembangan akhlak remaja.

Pengaruh Akses Informasi dan Media Sosial

Akses informasi yang luas melalui internet dan media sosial memberikan kesempatan bagi remaja untuk belajar dan memperoleh pengetahuan dari berbagai sumber. Namun, hal ini juga dapat menimbulkan masalah jika remaja tidak mampu menyaring informasi yang relevan dan berpotensi merugikan. Media sosial, dengan fitur interaksi yang intens, dapat membentuk pola pikir dan perilaku remaja. Paparan konten negatif, seperti kekerasan, pornografi, dan ujaran kebencian, berpotensi merusak nilai-nilai akhlak yang telah ditanamkan.

Dampak Positif dan Negatif Teknologi

Teknologi memiliki dampak positif dan negatif terhadap perkembangan akhlak remaja. Di sisi positif, teknologi dapat memperluas wawasan, meningkatkan kemampuan komunikasi, dan mempermudah akses terhadap informasi pendidikan. Remaja dapat belajar keterampilan baru, berkolaborasi dengan orang lain, dan mengakses sumber daya pembelajaran yang sebelumnya sulit dijangkau. Namun, di sisi lain, ketergantungan pada teknologi dapat mengurangi interaksi sosial langsung, mengurangi kemampuan berkomunikasi secara efektif, dan memicu perilaku impulsif atau agresif.

Paparan konten negatif yang mudah diakses dapat membentuk persepsi yang salah dan berdampak pada perilaku mereka.

Aplikasi/Platform Digital yang Berpotensi Mempengaruhi Akhlak

Beberapa aplikasi dan platform digital dapat berpengaruh signifikan terhadap akhlak remaja. Contohnya, media sosial yang memungkinkan remaja terpapar konten negatif, game online yang dapat menimbulkan kecanduan dan perilaku agresif, serta platform berbagi video yang berpotensi menampilkan konten yang tidak sesuai dengan norma-norma sosial dan agama. Akses terhadap informasi yang tidak terkontrol juga dapat membahayakan dan memicu perilaku menyimpang.

  • Media sosial (Instagram, Facebook, TikTok)
  • Game online (Mobile Legends, PUBG)
  • Platform berbagi video (YouTube, Twitch)
  • Aplikasi pesan instan (WhatsApp, Telegram)
  • Platform e-commerce

Ringkasan Dampak Teknologi terhadap Perkembangan Akhlak Remaja

Perkembangan teknologi dan informasi memiliki dampak kompleks terhadap perkembangan akhlak remaja. Akses mudah terhadap informasi dan media sosial dapat memperluas wawasan, tetapi juga berpotensi merusak nilai-nilai akhlak yang telah ditanamkan. Remaja perlu dibimbing untuk memanfaatkan teknologi secara bijak dan bertanggung jawab agar dampak negatifnya dapat diminimalkan. Penting untuk membekali remaja dengan kemampuan kritis dalam menyaring informasi dan mengendalikan penggunaan platform digital agar tetap terjaga akhlaknya.

Peran Guru dan Masyarakat dalam Membentuk Akhlak Remaja

Pembentukan akhlak remaja merupakan tanggung jawab bersama, tidak hanya terletak pada keluarga, tetapi juga pada peran guru dan masyarakat. Keduanya memiliki peran penting dalam menanamkan nilai-nilai moral dan etika yang baik pada remaja.

Pentingnya Peran Guru

Guru sebagai pendidik memiliki peran sentral dalam membentuk akhlak remaja. Mereka bukan hanya mengajarkan ilmu pengetahuan, tetapi juga menanamkan nilai-nilai moral dan etika yang menjadi dasar pembentukan karakter. Guru dapat menjadi teladan bagi para siswa dalam berperilaku dan bertindak sesuai dengan norma-norma agama dan sosial yang berlaku.

Cara Guru Memberikan Pendidikan Akhlak yang Baik

Pendidikan akhlak yang efektif diberikan guru tidak hanya melalui ceramah, tetapi juga melalui contoh dan pengalaman. Guru perlu menunjukkan sikap dan perilaku yang baik, jujur, dan bertanggung jawab dalam setiap interaksi dengan siswa. Selain itu, guru juga perlu menciptakan lingkungan belajar yang kondusif, di mana siswa merasa aman dan nyaman untuk bertanya, berdiskusi, dan berbagi ide.

  • Menciptakan contoh teladan yang baik dalam kehidupan sehari-hari.
  • Mengajarkan nilai-nilai moral dan etika melalui pembelajaran yang interaktif dan menarik.
  • Memberikan kesempatan pada siswa untuk berdiskusi dan berbagi pengalaman terkait nilai-nilai moral.
  • Menyediakan forum atau kegiatan ekstrakurikuler yang dapat memperkuat nilai-nilai akhlak.

Peran Masyarakat dalam Membentuk Akhlak Remaja

Masyarakat memiliki peran penting dalam membentuk akhlak remaja. Dukungan dan pengawasan dari lingkungan sekitar sangat berpengaruh terhadap perkembangan akhlak remaja. Masyarakat dapat berperan dalam menciptakan lingkungan yang mendukung dan mendorong remaja untuk berperilaku baik.

Contoh Kegiatan Positif Masyarakat untuk Mendukung Akhlak Remaja

Jenis Kegiatan Deskripsi
Kegiatan keagamaan Mengadakan kegiatan keagamaan seperti pengajian, kajian, atau kegiatan serupa lainnya untuk menanamkan nilai-nilai agama pada remaja.
Program mentoring Membentuk program mentoring yang melibatkan tokoh masyarakat atau orang-orang sukses untuk memberikan bimbingan dan arahan pada remaja.
Kegiatan sosial Mengadakan kegiatan sosial seperti bakti sosial atau kegiatan kemanusiaan lainnya untuk menumbuhkan rasa kepedulian dan tanggung jawab sosial pada remaja.
Peningkatan pengawasan lingkungan Meningkatkan pengawasan lingkungan dengan melibatkan warga dalam mengawasi dan memberikan arahan pada remaja yang berpotensi melakukan pelanggaran.

Contoh Peran Guru dan Masyarakat dalam Mendukung Akhlak Remaja

Guru dapat memberikan materi pelajaran tentang pentingnya kejujuran dan tanggung jawab dalam mata pelajaran tertentu. Sedangkan masyarakat dapat membentuk kelompok diskusi dan sharing experience tentang pentingnya moral dan etika dalam kehidupan sehari-hari. Contoh lainnya, sekolah dapat berkolaborasi dengan organisasi masyarakat untuk menyelenggarakan program edukasi tentang pentingnya toleransi dan persatuan.

Dampak Budaya dan Norma Sosial

Faktor eksternal yang mempengaruhi pendidikan akhlak remaja

Budaya dan norma sosial merupakan faktor penting yang membentuk akhlak remaja. Pengaruhnya termanifestasi dalam berbagai aspek kehidupan, mulai dari cara berinteraksi hingga pengambilan keputusan. Nilai-nilai yang ditanamkan dalam budaya dan norma sosial secara tidak langsung membentuk perilaku remaja.

Pengaruh Nilai-Nilai Budaya

Nilai-nilai budaya yang dianut suatu masyarakat secara signifikan memengaruhi perilaku remaja. Nilai-nilai tersebut, yang diwariskan secara turun-temurun, membentuk cara pandang dan etika dalam bertindak. Contohnya, budaya yang menjunjung tinggi gotong royong akan mendorong remaja untuk lebih peduli terhadap sesama dan terlibat dalam kegiatan sosial. Sebaliknya, budaya yang individualistik mungkin akan membentuk remaja yang lebih fokus pada kepentingan pribadi.

Dalam konteks ini, penting dipahami bahwa nilai-nilai budaya yang berbeda dapat melahirkan norma sosial yang berbeda pula.

Norma Sosial dan Akhlak Remaja

Norma sosial merupakan aturan-aturan tidak tertulis yang mengatur interaksi sosial dalam suatu masyarakat. Norma-norma ini dapat berupa tata krama, etika, atau aturan perilaku yang diharapkan dari setiap anggota masyarakat. Norma sosial berpengaruh kuat terhadap pembentukan akhlak remaja. Norma-norma tersebut membentuk pola perilaku yang dianggap pantas dan diterima dalam lingkungan sosial. Remaja yang tumbuh dalam lingkungan dengan norma sosial yang kuat cenderung akan memiliki akhlak yang lebih baik.

Contohnya, dalam masyarakat yang menghormati orang tua, remaja akan cenderung menghormati orang tua mereka.

Faktor Budaya dan Sosial Positif

Beberapa faktor budaya dan sosial dapat membentuk akhlak remaja secara positif. Pendidikan karakter yang berbasis nilai-nilai budaya, seperti kejujuran, keadilan, dan toleransi, dapat membentuk akhlak remaja yang baik. Selain itu, keterlibatan dalam kegiatan sosial dan keagamaan juga dapat memperkuat nilai-nilai positif dalam diri remaja. Kelompok sosial yang menjunjung tinggi nilai-nilai moral juga akan berpengaruh positif.

Contoh Kasus

Contoh nyata pengaruh budaya dan norma sosial terhadap akhlak remaja dapat dilihat dari fenomena perbedaan perilaku remaja di daerah pedesaan dan perkotaan. Di daerah pedesaan, yang mungkin lebih menjunjung nilai-nilai gotong royong dan hormat kepada yang lebih tua, remaja cenderung lebih patuh pada norma sosial. Sementara di perkotaan, dengan beragam pengaruh budaya dan norma yang terkadang bertentangan, remaja mungkin menghadapi tantangan dalam membentuk akhlak yang konsisten.

Perbedaan ini menunjukkan kompleksitas pengaruh budaya dan norma sosial terhadap perkembangan akhlak remaja.

Ulasan Penutup

Faktor eksternal yang mempengaruhi pendidikan akhlak remaja

Kesimpulannya, pendidikan akhlak remaja adalah tanggung jawab bersama. Intervensi dan dukungan dari berbagai pihak, mulai dari keluarga, sekolah, hingga masyarakat, sangat penting dalam membentuk akhlak remaja yang baik. Dengan pemahaman yang komprehensif tentang faktor-faktor eksternal yang berpengaruh, kita dapat mengidentifikasi solusi dan strategi yang tepat untuk menciptakan lingkungan yang kondusif bagi perkembangan akhlak remaja. Semoga upaya bersama ini dapat menghasilkan generasi muda yang berakhlak mulia dan bermanfaat bagi masyarakat.